1. Definisi 
 Ada tiga definisi terapi kognitif :
a.terapi kognitif adalah suatu system pasikoterapi yang didasarkan pada teori gangguan    emosi (Beck, 1967)
b.terapi kognitif adalah serangkaian percobaan dan penyelidikan klinis (Kovacs & Beck)
c.terapi kognitif adalah tekhnik-tekhnik terapi yang dirumuskan dengan baik (Beck et al.,1979)
terapi tersebut merupaka suatu bentuk psikoterapi yang terstruktur, yang bertujuan meredakan simtoma-simtoma penyakit dan membantu pasien agar dapan mempelajari cara-cara yang lebih efektif untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang menyebabkan penderitaan mereka.bagian penting yang bersifat terapetis dalam terapi kognitif berorientasi pada masalah yang diarahkan untuk memperbaiki masalah-masalah yang bersifat psikologis skaligus situasional yang mungkin ikut menambah penderitaan pasien. Terapi ini dinamakan “terapi kognitif “ karena tekhnik yang dipakai dalam terapi ini bertujuan untuk merubah kesalahan (error) atau penyimpangan (bias) dalam pikiran pasien. Tehnik itu juga mencakup cara-cara yang digunakan untuk menilai situasi dan stress, anggapan tentang diri sendiri, lingkungan dan masa depan. Serta keyakinan dan sikap,yang semuanya diperekirakan  memperberat gangguan emosi pasien.pendekatan dalam penyembuhan ini didasarkan atas latar belakang histories, teoritis dan eksperimen.
2. Ciri utama terapi kognitif
1. batas waktu                 15-22 kali pertemuan selama 3-4 bulan
2. struktur                    tiap pertemuan berlangsung 1jam
3. agenda                      tiap pertemuan disusun dengan menggunakan agenda untuk 
                                            Mengoptimalkan penggunaan waktu yang ada
4. berorientasi pada            terapis dan pasien memusatkan pada perumusan dan 
    Masalah                          pemecahan masalah
5. keterbukaan                    proses terapis tidak diliputi hal-hal yang mistik tetapi bersifat 
                                              Jelas dan terbuka. Terapis dan pasien sama-sama mengerti apa  yang berlangsung dalam terapi.
3. Siapa yang dapat disembuhkan oleh terapi kognitif ?
Depresi
Terapi kognitif dapat digunakan untuk depresi unipolar pada umumnya. Lamanya 
Penyakit atau kronisitasnya telah diketahui sebagai pertanda yang negative tyentang respon penderita. Variable tersebut telah diakui sebagai respon pertanda negative untuk semua bentuk pengobatan.
 Berdasarkan pengalaman klinis, pasien yang demikian mempunyai kesempatan baik untuk merespon apabila digunakan kombinasi antara terapi kognitif  dan penyembuhan dengan obat keras. Mungkin karena sifat kronis menyebabkan proses sekunder “menjadi depresi karena mengalami depresi”. Sifat psikologis yang khas dari daya piker yang dipelajari sebagai suatu factor peramal merupakan hal yang menarik karma dapat menunjukan bahwa sifat khas pribadi yang dibawa oleh pasien pada saat pengobatan mungkin penting untuk menentukan pilihan jenis pengobatan.
Gangguan kecemasan dan serangan kepanikan
 Berlawanan bukti dengan pasien depresi , sifat kronis tidak muncul sebagai kontra indikasi dalam pemakaian terapi kognitif terhadap pasien-pasien kecemasan. Ada bukti bahwa kombinasi pengobatan farmakologis dan pendekatan-pendekatan psikologis yang mencakup pendekatan bertingkat dapat berfungsi terapis khususnya bagi pasien yang terserang kepanikan. Untuk keadaan kecemasan pada umumnya pemakaian benzodiazepines dalam jangka panjang merupaja kontra indikasi dan nampaknya terapi kognitf nampaknya menjadi suatu alternative.
4. contoh kasus
Seorang pasien depresi
 Jeninifer,seorang wanita berumur 32 tahun yang sudah menikah. Telah dikirim ke klinik sebagai pasien luar oleh dokter karena selalu berusaha untuk bunuh diri.
Riwayat penyakit pasien sekarang
 
 Dua minggu yang lalu Jennifer secara berlebihan telah meminum paracetamol sejumlah 40 tablet.dan beru menceritakan hal tersebut kepada suaminya keesokan harinya setelah dia muntah-muntah.ia ditampung di unit peracunan diri sendiri di rumah sakit umum selama 2 hari kemudia ia merasa bertambah ingin bunuh diri dan bertambah takut.
 Jennifer dan suaminya telah mengikuti pertemuan terapi perkawinan dua kali seminggu selama sembilan bulan. Pertemuan-pertemuan itu secara rinci telah menemukan hubungan yang sangat dekat antara Jennifer dengan orang tuanya dan adanya keinginan memisahkan diri dengan mereka. Tidak lama setelah meminum obat yang berlebihan itu jeniffer dan suaminya berkunjung kerumah orang tuanya untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi. Hal ini membuat Susana kunjungan mereka menjadi kacau, bahka Jennifer mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan orang tuanya. Selanjutnya ia merasa tertekan dan semakin ingin bunuh diri karma merasa telah kehilangan cinta dan dukungan dari orang tuanya dan merasa tidak mampu untuk hidup lebih lama lagi. Ia merasa tertekan dan putus asa selama tiga bulan
 
Keadaan mental
 Jennifer mengaku merasa tertekan selama 18 bulan dengan suasana hati yang semakin memburuk dalam 3 bulan terakhir. Ia mengatakan dirinya sebagai orang yang betul-betul gagal dan sering berfikir untuk bunuh diri. Selera makan yang buruk dan daya konsentrasai yang rendah. Minat terhadap aktivitasnya berkurang derastis. Terserang insomnia dan menunjukan suasana hati bervariasi.
Riwayat psikiatris
 Depresi telah diobati oleh dokternya dengan memberikan amitriptyline dan diazepam selama tiga tahun sebelumnya. Overdosis diazepam selama satu tahun, overdosis amitriptyline selama enam bulan, overdosis paracetamol selama dua minggu.
Diagnosis
 Jennifer terkena depresi
Tingkat keparahan
 Keparahan sedang, dengan resiko tinggi bunuh diri.
Terapi yang akan dijalani
wawancara
merumuskan masalah dan bersama-sama mencari jalan keluar.  
Konseptualisasi
 Setelah dilakukannya wawancara antara terapis dan pasien,terpis perlu meringkas dan terapi kognitif yang sifatnya mendiagnosis dalam suatu analisis fungsional hal ini akan membantu terapis untuk membuat rumusan sementara tenteng kasus. Keadaan disfungsional yang direrlihatkan pada Jennifer:
 Perasaan: kesedihan, kemarahan dan kecemasan
 Prilaku   : tidak aktif, kegelisahan, menghindari situasi social
 Fisik       : sukar tidur, lelah, nafsu makan hilang
 Kognitif  : menyalahkan diri sendiri, merasa berdosa,merasa putus asa dan ingin 
                   Bunuh diri, tidak mampu untuk mengambil keputusan, merasa gagal
                              Perasaan rendah diri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)







 
 
0 comments:
Post a Comment